Footwear Care and Style


 

Semangat Si Bapak Guru Wajib Kita Tiru Dan Lakukan






Sosok guru impian yang kita butuhkan saat ini, di tengah terpuruknya pembangunan SDM saat ini

Potret guru seperti Oemar Bakri mungkin ada di sebuah lagu, namun saya yakin masih ada disela sela ribuan guru di negara kita yang benar-benar mengutamakan pengabdian dan dedikasi untuk para murid-muridnya. Bukan bermaksud membanding-bandingkan namun hanya sebuah penyegaran di ingatan kita siapa tau hal seperti ini kita masih jumpai.

Adalah seorang guru pelajaran Matematika di daratan Tiongkok yang sesungguhnya sedang sakit parah hingga mengharuskan dirinya diinfus karena sakitnya tersebut, namun masih bersikeras untuk tetap mengajar dikarenakan dia tidak ingin melihat anak didiknya tertinggal dalam pelajaran. Lagipun  kondisi di sekolah tersebut tidak ada yang sanggup menggantikan beliau.

Sosok guru impian yang kita butuhkan saat ini, di tengah terpuruknya pembangunan SDM saat ini

Kita tidak bisa berkata apa-apa melihat betapa kerasnya keinginan sang guru ini dalam mengajarkan ilmu yang dimilikinya pada anak didiknya hingga rela meredam rasa sakit yang dideritanya demi suatu hal yang dia anggap begitu penting bagi masa depan siswa yang merupakan generasi depan bangsa mereka. Saya jadi berpikir ditengah ketertinggalan kita dari bangsa-bangsa lain terutama dalam pembangunan sumber daya manusia, sosok seperti beliaulah yang kita butuhkan sekarang. 

Sosok guru impian yang kita butuhkan saat ini, di tengah terpuruknya pembangunan SDM saat ini

Sosok guru impian yang kita butuhkan saat ini, di tengah terpuruknya pembangunan SDM saat ini



Footwear Care and Style.



Kisah Kesetiaan Seorang Istri, Menjadi Kaki Suaminya Yang Lumpuh






Seorang istri berjuang membantu suaminya seorang guru yang lumpuh dengan cara menggendong menuju tempat mengajar selama lebih dari 17 tahun Du Chanyun adalah seorang guru di kampung Dakou kota Liushan, tepatnya di pedalaman pegunungan Tuniu. Chanyun adalah tumpuan harapan dari 500 KK yang tersebar di kampung Dakou.
 

Tahun 1981, setelah lulus SMA, ketika itu usianya 19 tahun, Chanyun memutuskan menjadi seorang guru SD di kampung Dakou. Pria asal kampung Nancao, Provinsi Henan ini adalah seorang guru yang gigih. Selama sepuluh tahun, setiap bulan dia hanya memperoleh gaji guru sebesar 6.5 Yuan Renmibi (sekitar Rp. 7.000).

Suatu hari, di tahun 1990, bencana datang menimpanya. Saat itu adalah musim panas. Hujan badai membasahi ruangan kelas sekolahnya. Biasanya, di liburan musim panas, orang-orang di kampung itu mengumpulkan uang untuk memperbaiki sekolah, Du Chanyun begitu bersemangat bekerja, kehujanan pun tetap kerja memindahkan batu, seluruh badan basah kuyup.

Akhirnya pada suatu hari, dia jatuh sakit, sakit berat karena kehujanan dan capek. Sayangnya, setelah sembuh ia mendapatkan tubuhnya dia sudah tidak mampu dibuat berdiri lagi. Tubuh sisi kirinya tidak dapat digerakkan. Meski begitu, ia khawatir, mengajar akan menjadi sebuah mimpi yang jauh baginya.

Istrinya, Li Zhengjie merasakan isi hati sang suami. Untuk menentramkannya, Li mengatakan, “Kamu jangan kuatir, kamu tidak bisa jalan, sampai panggung pun saya akan menggendongmu,” demikian ujar wanita dari kampung yang buta huruf ini.

Menopang Suami

Tak urung, Li memikul tanggung jawab keluarga. Setiap hari, ia harus menggendong suaminya menjadi seorang guru dari rumah sampai sekolah yang jaraknya 6 mil. Sejak 1 September 1990, jadwal hidup Li seperti ini. Setiap hari mulai pagi-pagi, Li Zhengjie bangun menanak nasi, membangunkan 4 anggota keluarganya dan menyiapkan mereka makanan. Setelah makan, ia harus menggendong suaminya berangkat mengajar.

Di sepanjang jalan, Li meraba, merangkak jatuh bangun sampai tiba di sekolah. Di sekolah, Li menempatkan suaminya di kursi lalu menitip pesan ke beberapa murid yang agak besar lantas bergesa-gesa pulang. Maklum, di rumah masih ada sawah yang menunggunya untuk dikerjakan. Sejak memikul tanggung jawab mengendong suaminya, ada dua hal yang paling dia takuti adalah musim panas dan musim dingin.

Rumah Du Chanyun berada pada Barat Selatan sekolah, walaupun jarak dari rumahnya ke sekolah hanya 3 mil, namun tidak ada jalan lain, selain dari jalan tikus, dengan batu-batuan yang berserakan, ranting-ranting pohon, sungai kecil.

Hampir Terpeleset ke Sungai

Pada suatu hari di musim panas, saat itu, baru saja turun hujan lebat, Li Zhengjie seperti hari biasa menggendong suaminya berangkat. Air sungai saat itu melimpah menutup batu injakkan kakinya. Li Zhengjie sudah hati-hati meraba-raba batu pijakan, namun tidak disangka ia tergelincir. Arus sungai yang deras menghanyutkan mereka sampai 10 meter lebih.

Untung tertahan oleh ranting pohon yang melintang di hulu sungai. Setelah lebih kurang setengah jam, ayahnya yang merasa khawatir akhirnya datang mencari, mereka ditarik, anak dan menantunya baru berhasil diselamatkan. Li lolos dari ancaman maut.

Dalam beberapa tahun ini, Li Zhengjie terus menggendong suaminya. Entah sudah berapa kali ia jatuh bangun. Pernah suaminya jatuh di posisi bawah. Kadang-kadang Li Zhengjie jatuh di posisi bawah. Suatu hari Li Zhengjie punya akal, setiap jatuh dia berusaha duluan menjatuhkan tubuhnya yang kekar menahan batu yang mengganjal. Li Zhengjie telah berjuang membantu suaminya siang dan malam. Ia bekerja keras dan capek. Sang suami, melihat dengan jelas perjuangan istrinya itu. Hati Du Chanyun merasa iba.

Sang Suami Menggugat Cerai

Pada tahun 1993, Du Chanyun memulai rencana buruk agar sang istri meninggalkannya.Ia tak ingin sang istri menderita. Untuk mencapai tujuan ini, dia mengubah karakternya, sengaja ia mencari gara-gara untuk bertengkar. Du Chanyun, mulai memakinya. Tentu saja Li Zhengjie merasa tertekan. Setelah 2 kali ribut besar, mereka sungguh-sungguh akan bercerai.

Di hari perceraian yang ditunggu, Li Zhengjie menggendong suaminya naik sepeda. Ia sangat berhati-hati mendorong suaminya ke kelurahan setempat. Semua orang sangat mengenal sepasang suami-istri yang dikenal akrab ini. Begitu melihat tampang keduanya, semua orang makin gembira.

“Saya tidak pernah melihat wanita menggendong suaminya ke lurah minta cerai, kalian pulang saja,” ujar pihak kelurahan. Setelah keributan minta perceraian tenang kembali, Li Zhengjie hanya mengucapkan sepatah kata pada suaminya.

“Walaupun nanti kamu tidak bisa bangun lagi, saya juga akan menggendong kamu sampai tua.”

Tidak Pernah Sekalipun Bolos Mengajar

Kondisi di sekolah tempat Du Chanyun mengajar sangat parah. Meski demikian, kedua pasang suami istri bisa memberikan pendidikan yang baik buat anak-anak. Di sekolah itu, pendidikan sangat kurang baik. Tidak ada alat musik dan tidak ada poliklinik. Namun Du Guangyun menggunakan daun membuat irama musik buat anak-anak. Li Zhengjie naik ke gunung mencari obat ramuan, pada musim panas dia memasak obat pendingin buat anak-anak, pada musim dingin masak obat anti flu buat anak-anak.

Di bawah bantuan istri, dalam 17 tahun, hari demi hari, tidak terhalangi oleh angin hujan, tidak pernah bolos satu kali pun. Suatu hal yang menggembirakan, data yang terkumpul dari kepala sekolah tentang hasil ujian negeri bulan April, tingkat siswa yang lulus dari sekolah SD tersebut mencapai 100 %. Tahun lalu ketika ujian masuk perguruan tinggi, ada 4 orang siswa yang dulu pernah diajari dia masuk ke perguruan tinggi, tahun ini ada 4 lagi yang lulus masuk masuk spesialis.

Kini, setiap hari raya Imlek, murid-muridnya sengaja pulang ke kampung menjenguk bapak dan ibu gurunya, masalah tersebut menjadi peristiwa yang sangat menggembirakan bagi sepasang suami istri guru ini.
 
source: http://takunik.blogspot.com/2010/11/li-zhengjie-17-tahun-menggendong-suami.html
Shoe, Sandal, Shoe. Sandal.
Footwear Care and Style.
XuCpin@gmail.com

Bocah Kura - kura Asal China Hebohkan Dunia



Bocah asal China, Maimaiti Hali harus menderita bertahun-tahun akibat kelainan fisik yang dia derita. Di punggungnya, tumbuh sel kulit keras yang makin besar, hingga berbentuk seperti tempurung.

Tak hanya sakit fisik yang dia derita, tapi juga psikologis karena orang-orang mengejeknya sebagai kura-kura. Tak jarang, Maimati menjadi obyek kenakalan temen-temannya. 
Namun, hidup Maimaiti akan segera berubah. Operasi dua jam di Rumah Sakit Militer Provinsi Xinjiang, China, berhasil mengangkat 'tempurung' di punggungnya.

Ayahnya, Maimaiti Musai mengaku senang dengan hasil operasi itu. Sebenarnya, keluarganya berharap operasi bisa dilakukan sejak lama.

Kulit yang berbentuk tempurung itu sebenarnya bagian kulit di punggung Maimaiti Hali (8) yang mengeras. Operasi pengangkatan itu memakan waktu dua jam. Hali yang berasal dari Heping, bagian utara China ini disebutkan terlahir dengan kondisi semacam itu.

Dikarenakan usianya masih muda, operasi pengangkatan belum bisa dilakukan hingga usianya mencapai 8 tahun.

534380-boy-grows-a-tortoise-shell-on-back

Namun, seiring waktu berjalan, kulit tambahan di punggungnya itu kian membesar dan mengeras seperti tempurung yang dimiliki kura-kura.

"Orang-orang sering mengejek dia sebagai 'anak kura-kura' tapi saya bangga dengan Maimaiti Musai sebab ia adalah anak yang tabah dan pemberani. Kami senang dia kini dapat hidup dengan normal," ujar ayah si bocah, Maimaiti Musai.

535531-boy-grows-a-tortoise-shell-on-back

Tapi, "kami diberitahu, tak mungkin melakukan operasi karena dia masih kecil. Tapi tempurung di punggungnya makin besar dan makin besar, seperti cangkang kura-kura," kata dia, seperti diberitakan laman Daily Telegraph..

"Orang-orang selalu mengejeknya -- kami ingin segera mengakhiri derita psikologis anak kami," tambah dia.

Kepala tim dokter yang mengoperasi Maimaiti, Ye Xiangpo mengatakan, kulit yang diangkat dari punggung Maimaiti tebal seperti kulit banteng.
Untuk menggantikan kulit yang diambil, dokter mencangkok kulit kepala dan tangan Maimaiti. "Kulit kepala bisa tumbuh dengan cepat. Kami berharap dia bisa sembuh total," kata dia.
Sementara, Maimaiti Hali mengaku senang deritanya sudah diangkat. "Sakit sih, tapi sedikit. Yang penting aku tidak khawatir diejek teman-teman lagi," kata dia.

"Aku sudah tidak sabar, bermain tanpa harus memakai kaus, juga berenang telanjang bersama teman-teman.". (ar/vs/hg)

source: http://www.i-dus.com/2010/10/manusia-kura-kura-dari-china-no-hoax.html
*** Untuk pasar Lokal, Menerima Pesanan Kuantiti Kecil, Minimal 10 pasang / pesanan ***
Footwear Care and Style. 
Export Quality.

 Kanibal Baru Tertangkap Di Batam 11 Oktober Lalu


http://stat.k.kidsklik.com/data/photo/2010/10/12/0732306p.jpg 

Khairun alias Harun tidak hanya memakan jantung Fahmi Iswandi, temannya sendiri yang telah dibunuhnya. Namun, Khairun juga meminum darah serta memakan hati dan usus korbanya itu sendiri.

Sebelum memakan jantung korban, Khairun terlebih dulu memukul bagian belakang kepala korban dengan menggunakan martil sebanyak tiga kali. Masih dalam keadaan pingsan, Khairun menarik korban menuju peti yang berada di samping rumahnya itu.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEpaR81FQNTsXHLWhlyz-yR1SnHzGS0_HE-Mq5CHXOgrWlT5-mT3h6ACM_JUywVJ8FO7s6SPda2Tp3G3MhDqua3qSt0vZb6TgrD8wLTggmFB7k2st_OzUUK2q-Dm6ffdEMsTBrloocqpo/s320/bearer-1.jpg

Dada korban pun langsung disayat dan diambil jantungnya, kemudian dimakan. Setelah itu dia pun mengambil hati salah satu organ milik korban dan kemudian mengambil ususnya. Semua organ tubuh Fahmi itu selanjutnya dimakan Khairun dengan alasan ilmu yang dimiliki korbannya bisa menyerap ke tubuhnya.

Demikan disampaikan Dafa Apridian salah satu anggota Polsekta Batam Kota saat memberikan keterangan sebagai saksi dalam persidangan yang di gelar Pengadilan Negeri (PN) Batam, Senin (11/10/2010).

Sidang dipimpin Saiman SH MH dengan dibantu Sorta Ria Neva SH MHum serta Ranto Indra Karta SH masing-masing sebagai anggota Majelis Hakim. Bertindak sebagai Jaksa Penuntut Umum (JPU), Hendrawan sedangkan terdakwa didampingi penasihat hukum (PH), Bernat Uli Nababan SH.

Dalam sidang itu JPU hanya menghadirkan satu saksi dari pihak anggota Polsekta Batam Kota yang mengikuti proses penangkapan terhadap terdakwa Khiarun.

"Waktu ditangkap korban sempat kabur saat akan dimasukkan ke dalam mobil. Namun korban berhasil kembali ditangkap dan mengaku semua perbuatannya yang telah membunuh Fahmi dan memakan organ tubuh korban kepada Kapolsek Batam Kota, AKP Suka Irawanto,"ujar Dafa menjawab pertanyaan Majelis Hakim.

Khiarun membantah jika dibilang kabur saat penangkapan. Dia malah ditakuti petugas polisi yang mengaku saat itu pernah memakan manusia. Namun Khairun juga mengaku kalau dia telah memakan organ tubuh korban dan meminum darahnya. Begitu juga dengan temuan pisau steinlis dan kotak hitam yang ada di dalam kamarnya itu untuk digunakan bersamadi dan memasang sesajen.

"Saya memang makan jantung, ati, usus dan meminum darah Fahmi. Semua itu untuk menyempurnakan ilmu saya. Karena Fahmi mengaku kebal, bahkan sudah mati bisa hidup kembali,"ujar Khairun.

source: http://april67.blogspot.com/2010/10/kanibal-baru-muncul-orang-ini-makan.html 


Untuk Lokal: Bisa Memesan Kuantiti Kecil, Minimal 10 pasang / pesanan.